OXAMNIQUINE

OXAMNIQUINE

Oxamniquine merupakan obat untuk penderita schistosomiasis. Kata “Schistosoma” (sistosoma) berasal dari kata “schist” yang berarti suatu alur atau kanal yang panjang. Sistosoma satu-satunya trematoda yang mempunyai dua jenis kelamin, sedangkan trematoda yang lain bersifat hermaprodisme (dalam satu individu sudah bersifat jantan dan betina sekaligus). Sistosomiasis atau “demam sungai” disebut juga bilharziasis dari nama Theodor Bilharz, seorang ahli patologi berkebangsaan Jerman yang mengidentifikasi cacing ini pada tahun 1851


 


Ada lima spesies sistosoma yang distribusi dan prevelensinya berada menurut lokasinya di dunia serta mengakibatkan gejala yang berbeda pula yaitu:
1.      S. mansoni yang tersebar lebih luas di Afrika, semenajung Arabia dan Laut Tengah bagian Timur, Amerika Selatan (Brazilia, Venezuela dan Suriname), dan kepulauan Caribia (Puetro Rico, tanpa Cuba). S. mansoni paling luas penyebarannya di duna. Sistoma ini hanya dapat menginfeksi manusia dan rodensia.
2.      S. hematobium yang dominan di Afrika dan Laut Tengah bagian Timur.
3.  S. japanicum yang distribusinya terbesar di Cina, Filipina, dan Asia Tenggara (Kamboja, Laos,Thailand, dan Indonesia) yang dapat menginfeksi selain manusia juga menginfeksi babi, anjing, dan kerbau air.
4.      S. mekongki  yang hanya prevalen di delta sungai Mekong di Thailand, Kamboja, dan Laos.
5.      S. intercalatum yang ditemukan di Afrika Tengah.



TANDA DAN GEJALA SISTOSOMIASIS
Gejala yang paling sering dialami penderita sistosomiasis adalah demam, urtikaria (semacam reaksi alergi yang menimbulkan bilur-bilur warna kemerahan), mual, muntah dan sakit perut. Kadang-kadang dijumpai sindrom disentri.
Gejala-gejala lain yang juga dapat ditemukan antara lain:
  •      hepatosplenomegali (pembesaran limpa dan hati)
  •      hematuria (adanya darah pada urin)
  •     sindrom myelitis like gangguan saluran genital wanita purpura (perdarahan kecil dalam kulit).

TERAPI APA YANG TEPAT UNTUK PENYAKIT SISTOSOMIASIS
Salah satu terapi yang cocok untuk sistosomiasis adalah praziquantel. Obat ini mampu mengobati sistosomiasis akibat spesies S.hematobium, S.mansoni, dan S.japonicum. Obat lainnya yang juga cukup sering digunakan adalah Oxamniquine, Artemisin, dan Metrifonate. Namun obat-obat ini jarang dipakai untuk sistosomiasis akibat spesies S.japonicum.
Terapi pembedahan juga kadang bisa dijadikan pilihan untuk mengeluarkan polip atau sumbatan saluran kemih.


KOMPLIKASI :
Hanya sebagian kecil penduduk di daerah endemis sebagai pengidap berat sistosoma yang kemudian hari dapat member komplikasi seperti:



·        Hipertensi porta
·        Splenomegali
·         Varises esofagii
·         Gangguan fungsi hati: ikterus, asites, koma hepatikum
·        -Hipertensi pulmonal dengan korpulmonale, gagal jantung kanan
·         Gangguan usus besar berupa striktur, granuloma besar, infeksi salmonella yang menetap, poliposis kolon yang mengakibatkan berak darah, anemia, hipoalbuminemia dan clubbing fingers (jari tabuh)
·         Kontraktur leher buli-buli sering di sertai kerusakan M. Detrusor
·         Batu buli-buli
·        Obstruksi ren dan buli-buli
·         Gagal ginjal kronik

    CARA PENCEGAHAN SISTOSOMIASIS?
      Untuk mencegah penyakit ini tidaklah sulit. Hanya butuh niat untuk melakukannya saja. Misalnya, tidak berenang di air tawar dimana sering terjadi sistosomiasis. Lalu usaha lain adalah meminum air yang bersih yang terbebas dari parasit. Biasakan minum air yang sudah dimasak dengan baik. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran ada baiknya untuk mewaspadai diri dari keong-keong yang kemungkinan merupakan perantara penyakit ini. Bahkan lebih baik jika keong-keong air dimana sering terjadi sistosomiasis segera diberant


PERTANYAAN
1.      Apakah aman untuk berkendara atau mengoperasikan alat berat saat sedang mengonsumsi?
2.      Selain oxamniquine obat apa yang sering digunakan dalam mengobati cacingan ?
3.   Dapatkah obat ini dihentikan secara langsung atau apakah harus perlahan menghentikan konsumsinya?
 





























 

·       



 
 

Komentar

  1. Selain oxamniquine yg saya tahu pirantel pamoat, mebendazol, metronidazol

    BalasHapus
  2. menurut saya jawaban no 2 selain oxamniquine bisa juga digunakan obat pirantel pamoat, praziquantel dsb

    BalasHapus
  3. menurut saya no 3 Berapa obat harus dikurangi tw tidak dapat dihentikan secara langsung karena efek timbal balik mohon d kinsultasi ke dokter aanda untuk rekombinasi. Spesifik pada tubuh kesehatan anda obat lain yg munkin anda gunak

    BalasHapus
  4. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3
    Berapa obat harus dikurangi tw tidak dapat dihentikan secara langsung karena efek timbal balik mohon d kinsultasi ke dokter aanda untuk rekombinasi. Spesifik pada tubuh kesehatan anda obat lain yg munkin anda gunakan

    BalasHapus
  5. No 2
    Obat cacing yang sering digunakan yaitu pirantel pamoate, mebendazol dan albendazol.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dgan jawaban Anisa, praziquantel juga bisa digunakan untuk mengobati schistosomiasis

      Hapus
  6. No. 2 yang saat ini sering digunakan terutama mengatasi schistosomiasis ini yaitu pirazikuantel

    BalasHapus
  7. oksamnikuin mempunyai efek samping mengantuk sehingga tidak aman penggunaan jika ingin berkendara

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat nurul, jadi jika ingin mengonsumsi oksamniquin maka hindari dulu bepergian dengan kendaraan.

      Hapus

  8. Jawaban no 3
    Berapa obat harus dikurangi tw tidak dapat dihentikan secara langsung karena efek timbal balik mohon d kinsultasi ke dokter aanda untuk rekombinasi. Spesifik pada tubuh kesehatan anda obat lain yg munkin anda gunakan

    BalasHapus
  9. saya akan menambahkan jawaban no 2

    Niclosamide

    Niclosamide digunakan untuk mengobati infeksi cacing pita ikan, cacing pita kerdil, dan cacing pita daging sapi. Niclosamide bekerja dengan membunuh cacing pita. Cacing yang mati dan terkadang hancur dalam usus ini kemudian dibuang bersamaan dengan tinja. Beberapa efek samping niclosamide mungkin tidak memerlukan perhatian medis. Tapi jangan ragu untuk menghubungi dokter jika mengalami kram atau nyeri perut, diare, kehilangan selera makan, mual atau muntah, pusing, kantuk, gatal di daerah dubur, ruam kulit.

    Piperazine

    Piperazine digunakan untuk mengatasi cacing gelang dan cacing keremi. Piperazine bekerja dengan melumpuhkan cacing hingga kemudian dibuang lewat tinja. Penggunaan obat ini dapat dipengaruhi oleh penyakit lainnya, terutama penyakit ginjal. penyakit hati, atau epilepsi. Pandangan kabur, kikuk atau canggung, kulit kesemutan, demam, gerakan wajah, lengan, dan kaki tidak beraturan, nyeri sendi, ruam atau gatal-gatal, bisa terjadi terjadi saat mengonsumsi piperazine. Segera periksakan ke dokter atau rumah sakit jika efek samping berkelanjutan

    BalasHapus
  10. untuk jawaban no 2, Jika Anda mengalami rasa kantuk, pusing, hipotensi atau pusing sebagai efek samping saat memakan obat Oxamniquine maka tidak aman untuk mengemudi kendaraan atau mengoperasikan alat berat. Seseorang tidak boleh mengendarai kendaraan jika memakan obat membuat Anda mengantuk, pusing atau menurunkan tekanan darah Anda secara berkepanjangan. Dokter juga menyarankan pasien untuk tidak meminum alkohol dengan obat karena alkohol meningkatkan efek samping kantuk. Mohon cek efek-efek ini pada tubuh Anda saat menggunakan Oxamniquine. Selalu konsultasi dengan dokter Anda untuk rekomendasi yang spesifik pada tubuh dan kondisi kesehatan Anda.

    BalasHapus
  11. hai piska, saya akan menjawab pertanyaan no 1. Menurut pendapata saya penggunaan obat oxamniquine saat berkendara dan mengoperasikan mesin berat dapat berbahaya karena akan timbu kontraindikasi saat hal tersebut dilakukan.

    BalasHapus
  12. selain oxamniquine. obat cacing yg sering digunakan seperti praziquantel, combantrin.

    BalasHapus
  13. Oxamniquine mmg jarang dikonsumsi di indonesia ya sin, krn mmg tdak trsedia dipsaran. Jdi utk mngatasi schistosomiasis bsa konsumsi obat praziquantel dimana memiliki mknisme krja yg sama dg oxamniquine

    BalasHapus
  14. Oxamniquine mmg jarang dikonsumsi di indonesia ya sin, krn mmg tdak trsedia dipsaran. Jdi utk mngatasi schistosomiasis bsa konsumsi obat praziquantel dimana memiliki mknisme krja yg sama dg oxamniquine

    BalasHapus
  15. saya akan mencoba menjawab soal no. 2
    turunan kuinolin lainnya yang berfungsi sebagai antitrematoda adalah prazikuantel dan metrifonat.

    BalasHapus
  16. 2. Selain oxamniquine, obat yang sering digunakan untuk mengobati cacing yaitu prazikuantel

    BalasHapus
    Balasan
    1. yap, prazikuantel adalah obat yg paling sering digunakan dalam mengobati cacingan, jangkauan obatnya lebih luas dibandingkan dengan oksamnikuin

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTIHISTAMIN, GOLONGAN DAN TURUNANNYA

FARM 15 VSK

AZAS PERANCANGAN OBAT FAR'M 15