FARM 15 VSK





ANALGETIKA




ANALGETIKA adalah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang digunakan sebagai penahan sakit atau nyeri tanpa membuat penderita tak sadarkan diri.

Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak enak atau pun perasaan yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. Keadaan psikik sangat mempengaruhi nyeri misalnya emosi dapat menimbulkan sakit (kepala) tetapi dapat pula menghindari rangsangan nyeri. Nyeri merupakan suatu perasaan subjektif pribadi dan mempunya ambang toleransi yang berbeda bagi setiap individu.

Nyeri sebenarnya berfungsi sebagai tanda adanya penyakit atau kelainan dalam tubuh dan merupakan bagian dari proses penyembuhan (imflamasi). Nyeri perlu dihilangkan jika sudah menganggu aktivitas tubuh. Analgetik merupakan obat yang digunakan untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.




OBAT analgesik ini digunakan ini berfungsi dalam penyampaian rangsangan ke sistim saraf pusat dengan cara menghambat enzim cyclooksidase (COX) untuk menyampaikan rangsangan nyeri ke sistim syaraf pusat.




MEKANISME DAN PROSES  TERJADINYA NYERI

Mekanisme terjadinya nyeri adalah sebagai berikut rangsangan(mekanik, termal atau Kimia) diterima oleh reseptor nyeri yang ada di hampir setiap jaringan tubuh,  Rangsangan ini di ubah kedalam bentuk impuls yang di hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di kembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri (rasa nyeri yang kita alami).
Sensari nyeri disebabkan oleh pembebasan senyawa-senyawa kimia tertentu oleh stimulus nyeri. Senyawa kimia yang yang dibebaskan ini dapat menimbulkan nyeri karena mengeksitasi ujung-ujung syaraf nyeri yang menyebabkan zat lain menimbulkan nyeri

MACAM-MACAM OBAT ANALGETIK

Obat-obat  yang dapat mengatasi rasa nyeri dapat digolongkan dalam beberapa kelompok, yaitu :
1.      ANALGETIK NARKOTIKA
 
Mekanisme kerja utamanya ialah dalam menghambat enzim sikloogsigenase dalam pembentukan prostaglandin yang dikaitkan dengan kerja analgesiknya dan e&ek sampingnya.

Zat-zat ini memiliki daya menghalangi nyeri yang kuat sekali dengan tingkat kerja yang terletak disistem saraf pusat. 

umumnya mengurangi kesadaran (sifat meredakan dan menidurkan ) dan menimbulkan perasaan nyaman. Dapat mengakibatkan toleransi dan kebiasaan serta ketergantungan psikis dan fisik dengan gejala-gejala abstinensia bila gobatan dihentikan.

Obat ini hanya dibenarkan untuk penggunaan insidentil pada nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark jantung, kolik batuk empedu atau batu ginjal).

 Tanpa indikasi kuat tidak dibenarkan penggunaannya secara kronik, disamping untuk mengatasi nyeri hebat, penggunaan narkotik di indikasikan pada kanker stadium lanjut karena dapat meringankan penderitaan.

Obat ini hanya dibenarkan untuk penggunaan insidentil pada nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark jantung, kolik batuk empedu atau batu ginjal).

 Tanpa indikasi kuat tidak dibenarkan penggunaannya secara kronik, disamping untuk mengatasi nyeri hebat, penggunaan narkotik di indikasikan pada kanker stadium lanjut karena dapat meringankan penderitaan.

 

PENGGOLONGAN OBAT ANALGETIK NARKOTIKA


Ø Alkaloid alam : morfin, codein
Ø Derivat semi sintesi : heroin
Ø Derivat sintetik : metadon, fentanil
Ø Antagonis morfin : nalorfin,nalokson, pentazocin
Struktur  yang memiliki peran penting dalam analgesik (dalam  morfin):

Ø Struktur bidang datar yang mengikat cincin aromatik obat melalui ikatan van der wall

Ø Tempat anionik yang berinteraksi dengan pusat muatan positif obat

Ø Lubang yang sesuai untuk –CH2-CH2- dari proyeksi cincin piperidin




 
 




Hubungan Struktur Aktifitas Turunan Morfin
  1. 1. Eterifikasi dan esterifikasi gugus hidroksil fenol akan menurunkan aktivitas analgesik.
    2.  Eterifikasi, esterifikasi, oksidasi atau penggantian gugus hidroksil alkohol dengan halogen atau hidrogen dapat meningkatkan aktivitas analgesik.
    3.  Perubahan gugus hidroksil alkohol dari posisi 6 ke posisi 8 menurunkan aktivitas analgesik.
    4.  Pengubahan konfigurasi hidroksil pada C6 dapat meningkatkan aktivitas analgesik.
    5.   Hidrogenasi ikatan rangkap C7-C8 dapat menghasilkan efek yang sama atau lebih tinggi.
    6.      Substansi pada cincin aromatik akan mengurangi aktivitas analgesik.
    7.      Pemecahan jembatan eter antara C4 dan C5 menurunkan aktivitas.
    8.      Pembukaan cincin piperidin menyebabkan penurunan aktivitas. 


    2.  ANALGETIK PERIFER ATAU NON-NARKOTIKA

    Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzimsiklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah prostaglandin

    Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka dengandemikian mengurangi pembentukan mediator nyeri   

    efek samping yang paling umum dari golongan obat iniadalah gangguan lambung usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergidi kulit. %&ek samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka 'aktu lama dandosis besar.


    Penggolongan obat analgetik non-narkotik
    1. Analgetik-antipiretik
      • turunan anilin dan p-aminofenol (asetanilid, fanasetin)
      • turunan 5-pirazolon (antipirin, metampiron, propifenazon) 
2. Antiradang bukan steroid (NSAID)
  • turunan salisilat (asam salisilat, salisilamida, asetosal)
  • turunan 5-pirazolidindion (fenilbutazon, sulfinpirazon)
  • turunan N-arilantranilat (asam mefenamat)
  • turunan asam arilasetat (diklofenak, ibuprofen)
  • turunan asam heteroarilasetat (asam tiaprofenat, fentiazak)
  • turunan oksikam (piroksikam, tenoksikam
  •  turunan lain-lain (benzidamin, asam niflumat) 


Hubungan Struktur dan Aktivitas Turunan Asam Salisilat
1.   Senyawa anion salisilat aktif sebagai antiradang, gugus karboksilat penting untuk aktivitas dan letak gugus hidroksil harus berdekatan dengannya.
2.      Turunan halogen dapat meningkatkan aktivitas tetapi toksisitas lebih besar.
3.      Adanya gugus amino pada posisi 4 akan menghilangkan aktivitas.
4.  Pemasukkan gugus metil pada posisi 3 menyebabkan metabolisme (hidrolisis gugus asetil) menjadi lebih lambat.
5.      Adanya gugus aril yang hidrofob pada posisi 5 dapat meningkatkan aktivitas.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan.G.S. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Siswandono, dkk. 2000. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University Press 

PERTANYAAN 
1.   Bagaimana mekanisme kerja morfin dan apa efek sampingnya ?
2. Apakah analgetik narkotika bisa digunakan untuk ibu-ibu hamil? jika bisa apakah akan berpengaruh pada bayi nya?
3.  Apakah dalam keadaan menstruasi boleh menggunakan obat analgetik narkotik 

4.  Berapakah dosis analgetik perifer yg tepat untuk penderita,agar penderita tidak mendapatkan efek samping yg dapat merusak jantung dan ginjal jika penderita telah mengkonsumsi obat tersebut dlm jngka wkt yg lama?

5.    rasa nyeri setiap individu itu kan berbeda-beda, nah bagaimana ya kira-kira memilih jenis analgetik yg tepat untuk masing2 individu, apa saja kriteria pemilihan analgetik untuk tiap-tiap indvidu?

 
 

Komentar

  1. Menurut saya dalam keadaan menstruasi boleh menggunakan obat analgetik asalkan dosis yang kita minum sesuai dan tidak melebihi dosis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya saya sependapat, untuk penggunaan analgetik non narkotik (asam mefenamat) dapat digunakan untuk mengatasi nyeri haid namun penggunaanga tidak lebih 3 hari dg dosis 250mg setiap 6-8jam

      Hapus
  2. Hai viska saya akan membantu menjawab, menurut pendapat saya pemberian analgetik narkotika untuk ibu-ibu hamil bergantung dengan obatnya. obat yang aman untuk ibu hamil yaitu parasetamol pada trimester ke 3,. Hindari pemberian obat ibuprofen karena akan menyebabkan bayi nya prematur

    BalasHapus
  3. Saya akan mencoba jawab pertanyaan no 1, mekanisme aksi morfin yaitu Agonis opioid menghasilkan efek analgesik dengan mengikat reseptorkhusus, yang terutama terletak pada daerah otak dan korda spinalis yang terlibatdalam transmisi dan modulasi rasa nyeri. Tiga kelas utama reseptor opioid telahteridentifikasi pada wilayah-wilayah sistem syaraf yang bervariasi dan padajaringan yang lain. Kelas utama dari reseptor adalah µ (mu untuk morphine), δ(delta) dan (kappa). Sebagian besar analgesik opioid yang ada saat ini beraksiκterutama dengan reseptor mu.Morfin merupakan agonis reseptor opioid, dengan efek utama mengikatdan mengaktivasi reseptor µ-opioid pada sistem saraf pusat. Aktivasi reseptor initerkait dengan analgesia, sedasi, euforia.
    sedangkan efek sampingnya menurut saya adalah gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

    segera Hubungi dokter Anda jika mengalami efek samping yang serius seperti :
    sulit bernafas, detak jantung lambat, kaku otot, kejang,kulit lembap dan dingin,bingung, kebiasaan yang tidak normal, rasa lemah, rasa ingin pingsan,sulit menelan,sulit kencing,warna kulit pucat, sesak nafas, denyut jantung cepat, sulit berkonsentrasi,mudah memar, pendarahan yang tidak biasa, bintik-bintik ungu atau kulit memerah

    Efek samping lainnya: berat badan turun,diare,mual, muntah, sakit perut, kehilangan selera makan,demam, kemerahan, rasa geli, sakit kepala, pusing, kepala terasa berputar, sulit mengingat, sulit tidur, mimpi buruk. Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda khawatir tentang efek sampingnya, silakan konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.

    BalasHapus
  4. menurut saya pada saat mentruasi boleh mengkonsumsi obat analgetik tetapi untuk lebih aman hanya dikonsumsi analgetik golongan non narkotik contohnya asam mafenamat. kalau untuk golongan analgrtik narkotik biasanya untuk mengurangi rasa nyeri dari sedang sampai kuat sedangkan nyeri menstruasi termasuk kedalam nyeri ringan sampai sedang.

    BalasHapus
  5. efek samping morfin adalah jika dikonsumsi dalam jangka panjang tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan ketergantungan

    BalasHapus
  6. sebaiknya analgetik narkotik tidak digunakan padaibu hamil

    BalasHapus
  7. pertanyaan no 2
    menurut pendapat saya pemberian analgetik narkotika untuk ibu-ibu hamil bergantung dengan obatnya. obat yang aman untuk ibu hamil yaitu parasetamol pada trimester ke 3,. Hindari pemberian obat ibuprofen karena akan menyebabkan bayi nya prematur

    BalasHapus
  8. mengenai mekanisme kerja morfin
    Morfin merupakan obat analgesik yang termasuk dalam golongan opioid. Morfin bekerja dengan cara mengikat reseptor opioid yaitu Mu atau yang biasa disebut MOR (Mu Opioid Reseptor). Morfin bersifat agonis karena morfin bekerja dengan cara mengaktivasi reseptor Mu yang terdapat pada sistem syaraf pusat.
    Berawal dari terjadinya nyeri hebat atau nyeri dalaman dimana rasa nyeri terjadi akibat adanya kerusakan pada jaringan maupun sel-sel dalam tubuh sehingga merangsang pelepasan neurotransmiter nyeri oleh sistem syaraf pusat. Morfin yang merupakan obat analgesik narkotik bekerja dengan 2 mekanisme diantaranya menutup kanal ion Ca2+ dan menghambat pelepasan substansi P.
    Morfin berikatan dengan reseptor Mu opioid lalu dihubungkan dengan protein G yang secara langsung mempengaruhi saluran K+ dan Ca2+. Pada keadaan normal protein G yang memiliki GDP yang mengikat sub unit α, β, γ dalam kondisi istirahat atau tidak aktif. Namun saat opioid berinteraksi dengan reseptornya, sub unit GDP terdisosiasi dan berubah menjadi GTP dengan mekanisme perubahan konformasi. GTP ini aka mendisosiasi subunit α sehingga terikat padanya. GTP yang terikat pada subunit α ini memerintahkan sel saraf untuk menurunkan aktifitas listriknya dengan meningkatkan pemasukan K+ dan menghambat pemasukan Ca2+. Dengan terikatnya GTP pada sub unit α juga dapat menghambat terbentuknya enzim adenilat siklase. Enzim ini merupakan enzim yang berperan sebagai messenger pada penyampaian pesan untuk sel saraf. Jika pembentukan enzim adenilat siklase dihambat maka pembentukan substansi P yang merupakan neurotransmiter nyeri juga dihambat, sehingga rasa sakitnya berkurang. Demikianlah morfin bekerja, dengan kedua hal inilah maka morfin akan menurunkan aktivitas listrik saraf dan menurunkan pelepasan neurotransmiter nyeri.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTIHISTAMIN, GOLONGAN DAN TURUNANNYA

AZAS PERANCANGAN OBAT FAR'M 15